Resume Studi Kasus GCG, Regulasi Nasional, dan Balance Scorecard
Resume Studi Kasus GCG, Regulasi Nasional, dan Balance Scorecard
Penerapan Good Corporate Governance (Studi
Kasus : PT Virama Karya)
PT. Virama Karya merupakan badan usaha milik negara
yang bergerak dalam bidang jasa konsultan teknik dan manajemen. Didirikan
dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang pembangunan nasional pada umumnya. Dalam hal ini tujuan
penerapan GCG pada PT. Virama Karya :
1. Memaksimalkan
nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan keadilan agar perusahaan memiliki daya
saing kuat baik secara nasional maupun internasional.
2. Mendorong
pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan, dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dari kemandirian pengelolaan perusahaan
3. Mendorong
pengelola perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi
oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan
4. Meningkatkan
kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional
Keberhasilan PT. Virama Karya dalam penerapan GCG
terletak pada komitmen pada pemimpin tertinggi perusahaan dan diikuti oleh seluruh
staf dan karyawan serta dukungan oleh dewan komisaris.
Organ-organ perusahaan PT. Virama Karya terdiri dari
organ utama, organ pendukung, dan stakeholder lainnya, Organ utama terdiri dari
:
1. Pemegang
saham dan rapat umum pemegang saham
2. Dewan
komisaris
3. Dwan
direksi
Organ pendukung perusahaan terdiri dari
1. Konsumen
2. Mitra
kerja
3. Karyawan
4. Pemerintah
5. Masyarakat
sekitar
6. Pihak
lainnya yang mempunyai kepentingan
Prinsip GCG dalam pengelolaan PT. Virama Karya adalah
:
1. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan
2. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan terlaksana secara efektif
3. Pertanggungjawaban
Kesesuaian di dalam pengelolan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat
4. Kemandirian
Suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan
dari pihak manapun
5. Kewajaran
Keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
undang-undang yang berlaku
Link dokumen lengkap: https://viramakarya.co.id/xs-content/uploads/2017/11/Sejarah-Dokumen-Pedoman-Good-Corporate-Governance-GCG.pdf
Penerapan Dokumen Regulasi Nasional
terkait tata Kelola TI di suatu Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintahan
(Studi Kasus: Menteri Keuangan)
Peraturan menteri keuangan tentang tata kelola TI di lingkungan
kementrian keuangan:
1. Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat TIK adalah teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran,
dan penyajian informasi
2. Unit
Organisasi Non Eselon yang selanjutnya disebut Unit Non Eselon adalah unit
organisasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan.
3. Unit
TIK Pusat adalah unit yang melaksanakan tugas penyelenggaraan tata kelola,
pengelolaan, dan pemanfaatan TIK tingkat Kementerian Keuangan untuk mendukung
penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.
4. Dll
Peranan umum TI:
1. TIK
berperan sebagai penggerak bisnis (business enabler) dan penopang (backbone) untuk memberikan nilai
(value creation) dalam mendukung transformasi digital di lingkungan Kementerian
Keuangan serta mewujudkan pemerintahan digital.
2. Dalam
mengoptimalkan peran TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perlu
memperhatikan:
a.
enterprise architecture Kementerian Keuangan;
b.
Strategi TIK
c.
investasi TIK
d.
manajemen risiko; dan
e.
pengukuran kinerja TIK.
Strategi TI dan komunikasi:
Strategi TIK tingkat Kementerian Keuangan disusun selaras
dengan rencana strategis Kementerian Keuangan dan peraturan perundang-undangan
terkait di antaranya mengenai sistem pemerintahan berbasis elektronik dan satu
data Indonesia.
Link dokumen lengkap: https://jdih.kemenkeu.go.id/download/7afe15e9-10e7-4857-afb1-bb4d8f6ad0b1/133~PMK.01~2022.pdf
Penerapan Balance Score Card dan IT
Balance Scorecard di suatu Perusahaan (Studi Kasus: PT. Unilever, TBK)
analisis balanced scorecard berdasarkan dari keempat
perspektif, yaitu sebagai berikut:
1. Perspektif
Keuangan Kesimpulan dari perspektif keuangan periode 2004-2008 di atas menunjukkan
bahwa kinerja keuangan PT. Unilever TBK, dikatakan relatif baik karena dari
tahun ke tahun rasio keuangan perusahaan mengalami kenaikan.
2. Perspektif
pelanggan dari hasil analisis kuesener responden yang mengembalikankuesenernya
didapatkan hasil bahwa 96,4% responden menyatakan puas terhadap pelayananyang
diberikan oleh perusahaan dari target perusahaan sebesar 100%. Tetapi
perusahaan jugaharus masih meningkatkan pelayanan kepada para pelangaan mereka,
terbukti masih terdapat 3,6% yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan yang
diberikan perusahaan.
3. Perspektif
proses bisnis internal dari hasil analisis kuesener responden yang mengembalikan
kuesenernya didapatkan hasil bahwa 100% responden menyatakan setuju terhadap
pengembangan sumber daya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatanlingkungan
kerja, menggunakan standar yang bermutu tinggi, membuat promosi yang sebagus
mungkin untuk setiap lini produk unilever, membuat banyak variasi produk,
pendistribusian produk yang cepat ke para distributor, memberikan pelayanan
yang segera kepada konsumen, menggunakan peralatan dibawah kendali statistik,
dan perusahaan menetapkan perbaikan yang berkelanjutan untuk mendapatkan mutu
yang sebaik mungkin.
4. Perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran dari hasil analisis kuesener responden yang mengembalikan
kuesenernya didapatkan hasil bahwa 97,5% responden menyatakan setuju terhadap
kemampuan karyawan, motivasi karyawan dalam bekerja dan kompensasi perusahaan
kepada karyawan dari target perusahaan sebesar 100%. Perusahaan harus mempertahankan
untuk tahun-tahun yang akan datang guna kelangsungan kemajuan perusahaan. tetapi
perusahaan juga harus meningkatkan keloyalitasan perusahaan terhadap karyawan,
karena masih ada 2,5% karyawan yang merasa tidak setuju terhadap kebijakan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Komentar
Posting Komentar